Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengolahan Jerami dan Eceng Gondok Menjadi Biogas

Pengolahan Jerami dan Eceng Gondok Menjadi Biogas - Pada umumnya bahan baku untuk melakukan pembuatan biogas sangat melimpah di sekitar kita dan salah satunya adalah jenis limbah kotoran selalu tersedia, terutama di daerah pemukiman dan sentra peternakan. 

Pengolahan Jerami dan Eceng Gondok Menjadi Biogas

Namun, bahan baku juga dapat diperoleh dari limbah pertanian, berupa sisa hasil panen dan tumbuhan-tumbuhan liar dan salah satu tanaman yang bisa diolah menjadi biogas adalah jerami dan tanaman eceng gondok. 

Secara umum padi menjadi salah satu komoditas pertanian terbesar di Indonesia karena kebutuhan akan beras merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia. Tingginya produksi padi membuat jumlah jerami yang dihasilkan ikut menjadi tinggi.

Biasanya jerami yang dihasilkan dibuang saja oleh petani atau langsung dibakar, namun jerami yang dianggap sebagai limbah pertanian padi masih bisa diolah kembali menjadi mulsa, kompos, pakan ternak, media tumbuh jamur, dan biogas. 

Setelah panen, petani biasanya membakar jerami karena mereka menganggap hasil pembakaran jerami bisa membuat tanah menjadi subur. 

Namun, menurut beberapa sumber yang ada, itu merupakan salah satu kekeliruan yang seharusnya tidak dilakukan karena asap hasil bakaran dapat membuat kualitas udara menurun.

Selain dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos, jerami juga dapat diolah menjadi biogas dengan cara difermentasikan dalam tangki kedap udara atau anaerob. Setiap 1 kg jerami bisa menghasilkan sekitar 0,2-0,37 m3 biogas. 

Energi tersebut mampu menjalankan mesin 1 pk selama 2 jam, menyediakan listrik 1,25 kWh, memasak sebanyak 3 kali untuk 5 orang setiap harinya, menyalakan penerangan dengan besaran lampu 6 watt selama 6 jam, dan menghidupkan kulkas selama 1 jam.

Selain jerami, eceng gondok juga dapat diolah menjadi biogas. Eceng gondok merupakan tanaman air yang hidup di permukaan air. Tanaman air ini biasanya tumbuh secara liar di perairan yang kurang terawat dan mengandung limbah pertanian atau pabrik yang cukup tinggi. 

Karena kehadiran eceng gondonk ini biasanya sering dianggap sebagai gulma atau pengganggu serta eceng gondok tidak bisa dimakan. Namun, tanaman eceng gondok itu sendiri berperan penting menurunkan kadar logam berat di perairan.

Tanaman eceng gondok mengandung selulosa yang bisa dijadikan bahan bakar sehingga berpotensi menjadi tanaman biogas. 

Untuk bisa diolah menjadi biogas, eceng gondok harus difermentasikan terlebih dahulu untuk membentuk gas metan dan agar gas metan yang didapatkan lebih maksimal, eceng gondok harus dirajang atau ditumbuk hingga halus terlebih dahulu.

Post a Comment for "Pengolahan Jerami dan Eceng Gondok Menjadi Biogas"