Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penanganan Pasca Panen Tanaman Jewawut

Pasca Panen Tanaman Jewawut  - Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan didalam melakukan pasca panen jewawut antara lain adalah pengeringan, perontokan dan penyimpanan. Setelah panen, pengeringan hendaknya dilakukan sesegera mungkin. Pengeringan dapat dilakukan dengan sinar matahari yaitu dengan cara menghamparkan ikatan tangkai jewawut diatas tikar atau dengan mesin pengering. 

Penanganan Pasca Panen Tanaman Jewawut

Lama pengeringan tergantung keadaan sinar matahari dan biasanya mencapai 60 jam atau tingkat kadar air biji jewawut sekitar 12 %. Proses perontokan dilakukan setelah biji kering dengan cara dilirik atau dengan mesin perontok, dan diusahakan biji jewawut jangan sampai terluka. 

Biji-biji jewawut yang telah dirontokkan dibersihkan atau dipisahkan dari kotoran seperti potongan-potongan tangkai biji dan sebagainya , kemudian disimpan pada wadah dan disimpan pada gudang, diupayakan kelembaman ruangan gudang stabil (Sianipar, 2015). Selain pengolahan pasca panen di lapangan, terdapat pula pengolahan pasca panen berupa produk olahan.

Di Indonesia, pengolahan produk pasca panen jewawut masih sangat terbatas. Akan tetapi di daerah lain tanaman jewawut sudah banyak dimanfaatkan dengan cara mengolahnya menjadi nasi dan dilakukan secara sederhana.

Untuk proses pengolahan tanaman jewawut dimulai dengan cara dijemur, disosoh, hingga hanya terdapat bagian daging atau endospermanya saja. 

Kemudian bisa dicampurkan dengan gula merah dan kelapa, pemanfaatan ini hampir sama dengan memasak beras ketan. Untuk pemanfaatan tanaman jewawut secara sederhana bisa diolah menjadi bubur, dodol, dan bajet.

Produk olahan pasca panen jewawut berupa tepung jewawut. Pembuatan tepung jewawut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dari biji jewawut yang sudah kering maupun dari biji jewawut yang sudah dikecambahkan. Tepung jewawut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan produk mie. 

Dalam pemanfaatan tanaman jewawut menjadi bahan baku pembuatan mie juga bisa dilakukan kareana kandungan protein dari tanaman jewawut hampir sama dengan tepung terigu dan bahkan mengandung protein gluten. 

Gluten dalam hal ini yaitu berupa protein lengket dan elastis yang dapat membuat adonan menjadi kenyal dan dapat mengembang karena bersifat kedap udara.

Karena dalam pembuatan adonan mie yang tidak udah putus pada proses pencetakan dan pemasakan itulah adanya sifat elastis gluten. Bentuk hasil olahan pasca panen biji jewawut lainnya adalah (Sianipar, 2015):
 Biji utuh (whole grain)
 Biji yang mengalami proses pengolahan (crackedgrain)
 Bubur kental (stiff porridge)
 Roti tidak beragi (unleavened bread)
 Roti beragi (leavened bread)
 Berbagai macam makanan ringan (miscellanous snacks).
 Berbagai jenis minuman (beverages) di berbagai negara.






Sumber :

Sianipar M. 2015. Materi Penyuluhan Tanaman Pangan. Diakses pada http://margarethasianipar.blogspot.com/2015/06/materi-penyuluhan-7.html. Tanggal 1 Sebtember 2019.

Post a Comment for "Penanganan Pasca Panen Tanaman Jewawut"