Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Produk Olahan dan Prospek Pengembangan Tanaman Jewawut

Produk Olahan dan Prospek Tanaman Jewawut - Tanaman jewawut (Setaria italica L.) merupakan tanaman tropis yang memiliki kekerabatan dengan Pennisetum. Tanaman jewawut merupakan rumput berwarna agak kecoklatan dan jika dilihat dari segi morfologinya tanaman ini masuk golongan Poaceae artinya tanaman ini satu famili dengan tanaman jagung dan beberapa jenis tanaman serealia lainnya (Rahayu dan Jansen, 2015).

Produk Olahan dan Prospek Pengembangan Tanaman Jewawut

Produk Olahan

Jewawut dikomsumsi sebagai bahan makanan di Asia, Eropa bagian Tenggara dan Afrika Utara. Biji tanaman ini dikomsumsi seperti halnya beras, baik dalam keadaan utuh maupun dengan dihancurkan, bijinya juga dapat ditumbuk dan tepungnya dibuat roti tak beragi atau bila tepungnya dicampur dengan tepung terigu dapat dibuat roti beragi.

Biji Jewawut yang telah mengalami proses penggilingan hingga menjadi tepung dapat digunakan untuk membuat bubur dan puding. 

Di Cina bagian utara, tepung ini menjadi bagian dari bahan pokok makanan dan biasanya dicampur dengan polong-polongan lalu dimasak, atau tepung dicampur dengan tepung sereal lain untuk membuat adonan roti dan mie. 

Tanaman Jewawut di India dikenal dengan sebutan tinai, camai, kavalai, dan kambankorai sedangkan untuk jenis pearl millet dikenal dengan sebutan bajra, bajri, sajje dan cumbu tanaman ini digunakan sebagai hidangan `suci` dalam upacara-upacara religius yang biasanya dibuat dalam bentuk adonan kue yang disebut ragi mudde atau ragi bola karena bentuknya bulat dan bubur. 

Sedangkan di Cina, tanaman Jewawut dianggap sebagai makanan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi sehingga sering direkomendasikan untuk wanita-wanita yang sedang hamil dan orang tua lanjut usia (Grubben dan Partohardjono,1996). 

Sejak tahun 1990 Jewawut juga telah digunakan di Cina untuk membuat keripik mini, Jewawut giling kering dan tepung untuk makanan bayi. Kecambah Jewawut dapat juga digunakan sebagai sayuran. 

Di Rusia dan Myanmar, biji Jewawut digunakan sebagai bahan untuk membuat bir dan alkohol, dan di Cina, juga digunakan untuk membuat cuka dan anggur. 

Di Eropa, tanaman Jewawut dan jenis Setaria lain ditanam sebagai bahan pakan unggas dan burung peliharaan. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. 

Selain itu tanaman Jewawut dapat juga dijadikan sebagai bahan obat-obatan, karena tanaman Jewawut mengandung bahan diuretik dan astringent, yang diketahui dapat digunakan untuk mengobati penyakit rematik (Rahayu dan Janzen, 2015).

Prospek Pengembangan

Secara ekonomi tanaman Jewawut juga berpotensi cukup besar karena tidak hanya dikonsumsi sebagai bahan pangan, tetapi juga digunakan sebagai bahan baku industri pakan ternak. 

Jewawut jenis mutiara (pearl millet) memiliki potensi hasil 3,5 ton ha-1 jika dibudidayakan secara optimum (Duke, 1978). 

Informasi ini memberikan gambaran bahwa sistem produksi Jewawut yang intensif dapat bernilai efisien. Jewawut dapat ditumpangsarikan dengan padi gogo, atau sebagai tanaman sisipan sebelum jagung di panen. 

Jika potensi hasil tanaman Jewawut jenis foxtail millet mencapai 2,5 ton ha-1 saja dengan harga pembelian di pasaran Rp. 6.000/kg (Rp.9.000/kg harga jual) untuk jenis beras biasa dan untuk jenis beras ketan harga pembelian dipasaran Rp. 12.000/kg (Rp.15.000/kg harga jual), maka dari luasan 1 ha dapat meraih pendapatan berkisar antara Rp. 10 000.000 tiap kali panen dengan biaya operasional hanya berkisar Rp. 500.000 saja .

Meskipun memiliki potensi ekonomi yang cukup besar tanaman ini kurang populer untuk dibudidayakan apabila dibandingkan dengan tanaman serealia lainnya. 

Kurangnya sosialisasi dan terbatasnya informasi mengenai aspek agronomi, pasca panen dan pemasaran menjadi kendala yang berarti. 

Sementara itu penelitian ilmiah mengenai tanaman ini masih sangat minim. Hal ini sangat disayangkan mengingat kedepan, komoditas tanaman ini juga dapat dikembangkan sebagai komoditas pertanian yang sangat menjanjikan. 



Sumber :

  • Duke, J.A., 1978. The quest for tolerant germplasm. In: Crops Tolerance to Suboptimal Land Conditions. Jung G.A (Ed). Spec. Pub. No.32. Am. Sos. of Agronomy. Madison, USA.
  • Grubben, G.J.H., dan S. Partohardjono. 1996. Cereal: Plant Resources of South-East Asia No. 10. PROSEA Bogor 
  • Rahayu dan Jansen., 2015. http://www.proseanet.org/florakita/browser.php docsid=700. Diakses 10 Oktober 2015.

1 comment for "Produk Olahan dan Prospek Pengembangan Tanaman Jewawut"

  1. Apakah anda tau tempat pemasaran jawawut? Saya ada stok sekitar 1 ton

    ReplyDelete