Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hakikat Filsafat Dalam Ilmu dan Agroteknologi

Hakikat Filsafat dalam  ilmu dan Agroteknologi - Tujuan filsafat adalah mencari hakikat dari suatu objek/gejala secara mendalam. Adapun pada ilmu Pengetahuan empiris hanya membicarakan gejala-gejala. Membicarakan gejala-gejala untuk masuk ke hakikat itulah dalam filsafat.  Filsafat itu radikal berarti filsafat harus mencari Pengetahuan sedalam-dalamnya (sampai akar-akarnya).

Filsafat dalam agroteknologi

Radikalitas di sini berarti dalam pengertian sejauh akal manusia mampu menemukannya, sebab filsafat tidak akan membicarakan yang  jelas berada di luar jangkauan akal budi yang sehat.  Filsafat tidak membatasi objek ilmu-ilmu Pengetahuan.  

Di samping itu, filsafat itu radikal karena berusaha untuk mencari hakikat dari objek yang dibahas.  Filsafat itu integral berarti mempunyai kecenderungan untuk memperoleh Pengetahuan yang utuh sebagai suatu keseluruhan. Jadi, filsafat ingin memandang objeknya secara integral.

Sedangkan kajian yang dibahas dalam filsafat ilmu adalah meliputi hakekat (esensi) pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem-problem mendasar ilmu pengetahuan seperti; ontologi ilmu, epistimologi ilmu dan aksiologi ilmu. 

Dari ketiga landasan tersebut, bila dikaitkan dengan Islamisasi ilmu  pengetahuan maka letak filsafat ilmu itu terletak pada ontologi dan epistimologinya.

Ontologi disini titik tolaknya pada penelaahan ilmu pengetahuan yang didasarkan atas sikap dan pendirian filosofis yang dimiliki seorang ilmuwan, jadi landasan ontologi ilmu pengetahuan sangat tergantung pada cara pandang ilmuwan terhadap realitas. 

Manakala realitas yang dimaksud adalah materi, maka lebih terarah pada ilmu-ilmu empiris.  Manakala realitas yang dimaksud adalah spirit atau roh, maka lebih terarah  pada ilmu-ilmu humanoria. 

Sedangkan epistimologi titik tolaknya pada penelaahan ilmu pengetahuan yang di dasarkan atas cara dan prosedur dalam memperoleh kebenaran. Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa kedudukan filsafat ilmu dalam ilmu pengetahuan terletak pada ontologi dan epistemologinya ilmu pengetahuan tersebut. 

Hakikat filsafat dalam agroteknologi adalah pada penggunaan aspek ontology (objek yang ditelaah), (Metode mendapatkanya) dan aksiologi (tujuan) dalam memperoleh pengetahuan atau teknologi. Ketiga objek ilmu tersebut dikaji dengan proses berpikir yang mendalam dan sungguh- sungguh untuk mencari kebenaran. 

Ilmu dan bagian-bagiannya barulah dapat dikatakan benar bila memenuhi tolok ukur kebenaran. Dalam filsafat, ada tiga tolok ukur kebenaran yang bisa dipakai. Pertama, sesuatu itu dapat dikatakan benar bila subjek dan objeknya berkorespondensi (selaras).   Kedua, sesuatu itu benar, bila sesuatu itu konsisten (sesuai) dengan yang sebelumnya yang dianggap benar. Ketiga, sesuatu itu benar, bila sesuatu itu bermanfaat bagi manusia.

Aspek ontology /objek yang ditelaah dalam agroteknologi adalah sesuatu yang hidup yaitu tumbuhan atau tanaman.  Landasan yang dibangun disini adalah mengumpulkan ilmu dan pengetahuan tentang tanaman terakait dengan faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan, perkembangan, produksi, pengaruh faktor luar (iklim, tanah, hama penyakit) serta rekaya teknologi yang dapat mempermudah tercapainya produksi yang optimal.  

Aspek epistemologi adalah kebenaran fakta / kenyataan dari sudut pandang mengapa dan bagaimana fakta itu benar yang dapat diverifikasi atau dibuktikan kembali kebenarannya. Aspek epistemology adalah bagaimana cara/ prosedur memperoleh ilmu pengetahuan.  

Pendekatan epistimologi yang digunakan dalam agroteknologi  untuk memperoleh kebenaran tersebut adalah metode ilmiah atau pendekatan sistematik. Misalnya jika ingin merekomendasikan suatu dosis pemupukan yang tepat dalam suatu wilayah maka terlebih dahulu harus mendesain suatu penelitian atau kajian yang sistematis dengan kaidah ilmiah serta menghubungkan semua ilmu atau pengetahuan yang terkait dalam membahas hasil yang diperoleh sehingga kesimpulan yang diberikan adalah kebenaran yang sudah dibuktikan/ kebenaran ilmiah. 

Contoh lainnya adalah peranan filsafat dalam menyikapi teknik budidaya padi yang saat ini mungkin sudah tidak bijak. Filsafat bertanam padi adalah penerapan cara bertanam padi secara bijak atau arif; Atau dengan sedikit pengertian filsafat yang lebih luas, adalah bertanam padi secara benar dan bermanfaat.  

Untuk mencari kebenaran teknik budidaya padi yang benar kepada petani, maka kita harus memaparkan ketidakbenaran teknik budidaya yang selama ini diterapkan oleh petani misalnya penggunaan pupuk yang berlebihan, enggan menggunakan varietas baru, pengunaan pestisida, pembakaran jerami, penggunaan benih yang banyak, pengairan yang berlebihan dan teknik lainnya yang tidak benar.  

Ketidakbenaran tersebut harus dijelaskan kepada petani dengan teori pendukung yang sudah terbukti kebenarannya sehingga petani akan tau bagaimana cara bertanam padi yang bijak yang secara filosofi adalah juga benar  Misalnya penjelasan bahwa varietas baru memberikan hasil lebih tinggi, boros dan tidak efisien bila menggunakan benih, pupuk dan air yang tinggi serta berdampak buruk bagi kesehatan tanah dan lingkungan serta penjelasan lainnya yang sistematis dan secara filosofi dapat diterima kebenarannya oleh petani.  

Metode Ilmiah  adalah sesuatu yang dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yg merupakan rambu rambu untuk menentukan benar atau salah. Ilmu pengetahuan dianggap ilmiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu  (1) Objektif  yaitu pengetahuan itu sesuai dengan Objek. 2) metodik  yaitu pengetahuan itu diperoleh dengan cara cara  tertentu dan terkontrol. 3) Sistematik  yaitu apabila pengetahuan ilmiah itu tersusundalam suatu system, tidak berdiri sendiri satu sama lain saling berkaitan ,saling menjelaskan,sehingga keseluruhan menjadi kesatuan yg utuh dan 4)  berlaku Umum/ Universal yaitu apabia pengetahuan tidak hanya diamati hanya oleh seseorang atau oleh  beberapa orang saja tapi semua org dengan eksperimentasi yg sama akan menghasilkan sesuatu yg sama atau konsisten.

Aspek aksiologi berarti aspek nilai atau teori yang berkaitan dengan kegunaan dari ilmu pengetahuan yang diperoleh. Dengan demikian aspek aksiologi dari agroteknologi adalah penemuan/invention teori dan  teknologi baik dalam bentuk system/cara maupun alat atau teknik.  

Sedangkan tujuan dari diperolehnya teori, system/cara/teknik, rekayasa/alat/teknologi adalah untuk memudahkan kehidupan manusia dalam pengelolaan tanaman sehingga memberikan manfaat yang sebesar besarnya bagi kehidupan manusia itu sendiri serta bagi kemaslahatan makhluk dan lingkungan di sekitarnya.  

Aspek aksiologi lainnya adalah terwujudnya tingkah laku moral dan etika yang baik dalam pengelolaan tanaman dan lingkungannya sehingga tidak merusak dan menggunakan hasilnya untuk segala sesuatu yang merugikan.  

Filsafat berperan sebagai pengawal ilmu dan pengetahuan. Tanpa dikawal filsafat, selain berguna, ilmu dapat juga menyebabkan bencana dan membawa malapetaka bagi manusia. Banyak contoh sudah terjadi. Bom atom yang dikembangkan atas dasar ilmu telah menjadi monster pembunuh pada perang dunia II. Reaktor nuklir juga tidak sedikit menelan korban. 

Akhir-akhir ini ada upaya untuk mengkloning manusia, yang bila tidak dikawal oleh pikiran jernih dari kearifan filsafat juga akan membawa bencana bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Bakhtiar (2011) menyatakan bahwa ilmu tanpa pengawalan filsafat dapat membawa ilmu tersebut kepada tujuan yang tidak bermanfaat bagi manusia, bahkan bencana.  

Oleh karenanya dalam penerapan ilmu pengetahuan yang terkait dengan agroteknologi kedudukan dan peranan filsafat sangat dibutuhkan agar inovasi yang dihasilkan membawa kemaslahatan dan tidak disalahgunakan.

Para pelaku agronomi yang berfilsafat akan memiliki moral dan etika yang tinggi dan bijaksana serta senantiasa mengedepankan kebenaran dalam setiap tindakan agronomi yang dilakukan di lapangan. Prinsip yang dikedepankan dalam filsafat agroteknologi adalah tindakan agronomi yang bijak dan benar.  Benar dalam teknik budidaya serta bijak pada lingkungan dan makhluk lain di sekitarnya.



Sumber :

Bakhtiar, A. 2011. Filsafat Ilmu. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. 266 hlm.

Post a Comment for "Hakikat Filsafat Dalam Ilmu dan Agroteknologi"