Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture)

LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture) - Pada mulanya pertanian di daerah tropis bergantung pada sumberdaya alam, pengetahuan, ketrampilan dan institusi lokal. 

LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture)

Sistem pertanian berkembang melalui praktek coba-coba yang panjang sehingga ditemui keseimbangan antara masyarakat dengan basis sumberdaya. Sistem pertanian subsisten (pertanian tradisional) ini dikembangkan dalam suatu interaksi yang konstan dengan budaya dan ekologi lokal. 

Dengan berkembangnya jumlah penduduk, pengenalan akan pendidikan dan teknologi, perubahan dalam hubungan sosial dan dikenalnya pasar internasional yang dikuasai secara eksternal, maka sistem pertanian tersebut di atas mengalami perubahan dengan cepat.

Perubahan sistem pertanian di daerah tropis yang terjadi cenderung ke salah satu dari 2 keadaan yaitu :
  • Penggunaan input luar secara besar-besaran ( HEIA)
  • Pemanfaatan sumberdaya lokal yang semakin intensif dengan sedikit atau sama sekali tidak menggunakan input luar hingga terjadi degradasi sumberdaya alam (LEIA)

HEIA dapat dikembangkan pada daerah dimana kondisi ekologisnya relatif seragam, mudah dikendalikan, pelayanan, penyuluhan dan pemasaran serta transportasiya baik yakni daerah yang kaya sumberdaya alam dan berpotensi besar. 

Pemanfaatan input buatan yang tidak seimbang pada daerah ini memberikan dampak terhadap situasi ekologi, ekonomi dan sosial politik. Pada sistem ini keragaman diganti dengan keseragaman karena alasan efisiensi teknologi dan peluang pasar. 

Pertanian pada pulau besar dengan infrastruktur yang lebih baik dan kondisi biofisik ekologis serta kondisi sosioekonomis tertentu banyak sekali diterapkannya sistem HEIA ini, biarpun berbagai hambatan ekologis dan ekonomis juga menjadi perhatian.

LEIA dipraktekkan pada daerah bersifat kompleks, beragam dan rentan resiko dimana lingkungan fisik dan infrastruktur komersial yang tidak memungkinkan pemanfaatan input luar secara luas. 

Penerapan sistem ini secara berlebihan pada lahan sempit akan mengakibatkan penggundulan hutan, degradasi tanah dan peningkatan rentannya terhadap hama penyakit, hujan deras dan kemarau berkepanjangan. 

Tanaman, pohon, dan tumbuhan perdu lainnya, hewan tidak hanya memiliki fungsi produktif namun juga fungsi ekologis (menghasilkan hara, bahan organik, mengendalikan erosi dan melindungi tanaman secara alami), yang memungkinkan adanya keberlangsungan dan stabilitas usaha tani dan sebagai penghasil input dalam.

Petani LEIA tak mampu untuk menggunakan input luar dengan alasan sebagai berikut:
  • Input tersebut tidak ada atau ketersediaannya tak dapat diandalkan karena infrastruktur perdagangan dan pelayanannya lemah.
  • Kalaupun ada, harganya mahal
  • Input itu beresiko dan mungkin tidak efisien serta tidak menguntungkan dalam kondisi ekologi yang beragam dan rentan (hujan tak teratur, tanah miring)
  • Komunikasi antara staf penyuluh dan petani rendah
  • Kondisi pada pulau kecil dengan berbagai problema khas yang terdapat pada provinsi kepulauan juga mengindikasikan situasi yang hampir sama dengan sistem leia tersebut sehingga sangat diperlukan kehati-hatian dalam menjalankan sistem pertanian yang berkelanjutan.

Sistem LEIA maupun HEIA dengan segala keterbatasannya memungkinkan diterapkannya pola baru yang disebut LEISA yang menggunakan input luar rendah untuk keberlanjutan pertanian. 

Karena terbatasnya akses sebagian besar petani terhadap input buatan dari luar, terbatasnya nilai manfaat input dalam kondisi LEIA, ancaman ekologi dan sosial dari teknologi revolusi hijau dan bahaya ketergantungan produksi pada sumberdaya energi yang tidak dapat diperbaharui lagi memungkinkan diterapkannya sistem LEISA dengan perhatian dipusatkan pada teknologi yang bisa memanfaatkan berbagai sumberdaya lokal secara efisien. 

LEISA adalah Pertanian berkelanjutan dengan input luar yang rendah yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam (tanah, air, tumbuhan, tanaman dan hewan) dan manusia (tenaga, pengetahuan dan ketrampilan) yang tersedia di tempat; dan yang  layak secara ekonomis, mantap secara ekologis, adil secara sosial dan sesuai dengan budaya.

LEISA mengacu pada bentuk-bentuk pertanian sebagai berikut: ( Reijntjes, 1992).
  • Berusaha mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada dengan mengkombinasikan berbagai macam komponen sistem usaha tani yaitu tanaman, hewan, tanah, air, iklim dan manusia yang saling melengkapi dan memberi efek sinergi yang paling besar.
  • Berusaha mencari cara pemanfaatan input luar hanya bila diperlukan untuk melengkapi unsur-unsur yang kurang dalam ekosistem dan meningkatkan sumberdaya biologi, fisik dan manusia; dalam pemanfaatan input luar dengan perhatian utama diberikan pada maksimalisasi daur ulang dan minimalisasi kerusakan lingkungan.

LEISA tidak bertujuan untuk memaksimalkan produksi dalam jangka pendek namun untuk mencapai tingkat produksi yang stabil dan memadai dalam jangka panjang, meningkatkan sumberdaya alam serta memanfaatkannya secara maksimal proses-pross alami. 

Pengawasan penyaluran unsur hara, air dan energi dilakukan secara hati-hati untuk mencapai keseimbangan pada tingkat produksi yang tinggi.

Prinsip ekologi dasar LEISA adalah:
  • Menjamin kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman (mengelola bahan organik dan meningkatkan kehidupan dalam tanah)
  • Optimalisasi ketersediaan hara dan menyeimbangkan arus unsur hara (pengikatan n, daur ulang, dan pemanfaatan pupuk luar sebagai pelengkap)
  • Minimalisasi kerugian akibat radiasi matahari, udara dan air (pengelolaan iklim mikro, air dan pengendalian erosi)
  • Minimalisasi serangan hama penyakit melalui pencegahan dan perlakuan yang aman
  • Saling melengkapi penggunaan sumberdaya genetik.

LEISA ini diterapkan dengan tujuan :
  • Pada daerah khusus yang tidak cocok input luar tinggi
  • Memadukan sumberdaya dan pengetahuan lokal dan input luar secara bijaksana
  • Berguna untuk perencanaan penelitian, pendidikan dan penyuluhan
  • Dikonsolidasikan dengan iptek yang ada.

Sumber :
  • Reijntjes C, B. Haverkort and A.W. Bayer, 1992. Pertanian Masa Depan, Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah Penerbit Kanisius Jogyakarta. (diterjemahkan tahun 1996 dari “Farming for the future, An Introduction to Low External Input and Sustainable Agrculture, The Macmillan Press Ltd, London.)
  • Sitaniapessy, P. M. LEISA: Suatu Harapan Baru Pertanian Kepulauan.

Post a Comment for "LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture)"