Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Ulat Sutra Samia Si Pemakan Daun Singkong

Ulat Sutra Samia Si Pemakan Daun Singkong - Taukah Anda bahwa ternyata jeis ulat sutra yang bisa dimanfaatkan untuk dijadikan kain sutra itu ada banyak jenisnya. Jika selama ini jenis ulat sutra yang banyak dibudidayakan adalah jenis bombyx mori pemakan daun murbei. 

Mengenal Ulat Sutra Samia Si Pemakan Daun Singkong

Ulat sutra samia ini berbeda, ulat dengan nama latin Samia cynthia ricini ini pemakan daun singkong karet dan kepompongnya juga bisa diolah menjadi serat sutra yang nantinya bisa diproses menjadi kain sutra yang unik.

Ulat Samia cynthia ricini di Indonesia sering disebut sebagai ulat samia atau ulat sutra eri ini sebenarnya bukan berasal dari Indonesia. Ulat sutra pemakan daun singkong ini berasal dari India.

Ulat samia memiliki corak dan warna yang beragam. Hal ini karena keadaan geografi, jenis pakan dan ketinggian lokasi budidaya mempengaruhi ragam corak dan pola warna. Nah ini lah yang menyebabkan perbedaan variasi warna antara ulat samia yang dibudidaya di Indonesia dengan negara asalnya.

Corak tubuh ulat samia antara lain, polos, bintik hitam da zebra. Sedangkan warna sangat bervariasi yaitu kuning, putih, biru dan abu-abu. 

Sedangkan warna kokom berwarna putih, krem dan merah bata, perbedaan warna kokom ini disebabkan faktor jenis pakan. Untuk ulat samia dengan pakan daun singkong memiliki kokom berwarna putih.

Seperti jenis ulat sutra lainya, ulat samia juga mengalami proses metamorphosis secara sempura, dari telur menjadi larva atau ulat, pupa/kepompong, dan serangga dewasa berupa ngengat. 

Telur memiliki lama waktu perkembangan selama 7-10 hari, larva kurang lebih 14 hari, kepompong sekitar 14 hari, dan serangga dewasa hidup selama 4-5 hari. Setiap serangg dewasa bisa menghasilkan telur antara 300 sampai 400 telur.

Proses budidaya ulat samia tergolong mudah dan cepat. Dari menetas sampai menjadi kokom hanya membutuhkan waktu Selama 27 sampai 30 hari saja.

Kain sutra yang dihasilkan dari kepompong ulat samia sering dinamai “peace silk”. Penamaan ini karena proses pengambilan serat sutra tidak mematikan pupanya. 

Serat sutra yang dihasilkan ulat samia tergolong jenis serat pendek atau istiilahnya serat stapel. Proses pengolahan ini lah yang membedakan dengan jenis sutra bombyx mori.

Karakteristik antara kain sutra samia dengan kain sutra bombyx mori (murbei) sangat berbeda. Jika sutra murbei dikenal halus dan lembut, sutra samia tidak terlalu mengkilap namun kain sutra ini memiliki karakter yang lebih eksotis.

Sampai saat ini hasil kain sutra samia masih sangat terbatas karena masih sedikit orang yang mau terjun ke budidaya ulat sutra samia ini. Ulat samia sebenarya memiliki potensi ekonomi yang baik karena mudahnya pakan dan permintaan kain sutra yang sagat tinggi.

Post a Comment for "Mengenal Ulat Sutra Samia Si Pemakan Daun Singkong"