Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kegiatan Usaha Di Bidang Agribisnis

Kegiatan Usaha Bidang Agribisnis - Bahan pangan dan sandang/serat merupakan kebutuhan sehari-hari bagi setiap orang. Kalau kita berjalan-jalan ke pasar swalayan setempat, kita akan melihat berbagai macam kegiatan terlibat di dalam usaha produksi bahan pangan dan usaha memanjangkannya pada rak-rak penyimpanan.

Kegiatan Usaha Di Bidang Agribisnis

Kita bisa juga melihat pemprosesan daging menjadi daging iris kering dan daging siap santap pada berbagai restoran. 

Tentu hal itu bukan hasil dari suatu keajaiban, tetapi hasil kerja keras dan efesiensi oleh banyak orang di dalam suatu sistem yang mencakup kegiatan atas bahan masukan (input), produksi, dan pemasaran bahan pangan

Sistem ini dimulai dengan berbagai kegiatan di dalam sektor barang perlengkapan pertanian yang memasok berbagai macam masukan produksi dan jasa kepada usahatani kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pemasaran, pemrosesan dan distribusi barang kebutuhan untuk memuaskan konsumen.

Karena proses produksi hasil pertanian menjadi semakin kompleks dan berspesialisasi, maka sektor pemasok bahan masukan pertanian menempati dimensi baru yang penting. 

Penghasilan konsumen pun semakin meningkat sehingga menuntut pelayanan yang lebih baik dalam pembelian produk bahan pangan.

Kecenderungan ini terus berlanjut, sehingga sektor agribisnis menjadi semakin penting karena tidak saja bertanggung jawab untuk menyediakan macam dan jumlah bahan masukan yang tepat. 

Tetapi juga bertanggung jawab terhadap bauran pelayanan yang tepat untuk produk pada saat produk tersebut bergerak melalui sistem pengolahan bahan pangan sampai kepada konsumen akhir.

Semakin jelas dan nyata bahwa setiap sektor perekonomian dewasa ini makin dipengaruhioleh sektor pertanian. 

Walaupun jumlah usaha tani sepanjang abad ini semakin berkurang, kiranya penting untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi, sebab sektor ini mempunyai dampak penting terhadap kelangsungan ekonomi bangsa. Bagi AS perdagangan luar negeri tanpa hasil pertanian malah akan menimbulkan defisit perdagangan.

Secara keseluruhan, sektor pertanian menunjukkan produktivitas yang paling tinggi dalam kegiatan ekonomi AS, karena pertanian terus menerus menyerapteknologi baru dalam bentuk mesin dan peralatan serta bibit varietas, semuanya memperbesar kapasitas produksi sektor tersebut. 

Jelaslah, pengusaha tani sendiri saja tidak akan mampu melakukan hal ini, mereka membutuhkan kerjasama yang beribu-ribu perusahaan pada sisi masukan pertanian dan ratusan ribu perusahaan pada bidang pemasaran pertanian.

Sektor agribisnis di dalam ruang lingkup ekonomi masa kini mencakup bermacam-macam usaha komersial, menggunakan kombinasi heterogen dari tenaga kerja, bahan, modal, dan teknologi. 

Sistem bahan pangan dan sandang sangat luas sekali, suatu sistem yang sulit dan terus menerus diubah agar sesuai dengan permintaan konsumen dan menyediakan bahan pangan dan sandang baik untuk pasar untuk pasar domestik maupun untuk pasar dunia.

Departemen pertanian Amerika Serikat setiap tahun melaporkan produktivitas dan perbaikan sektor pertanian di Amerika. Statistik yang sering dikutip menunjukkan kenyataan bahwa seorang pengusaha tani (farmer) dewasa ini di AS, menghidupi kira-kira 79 orang : 57,6 di dalam negeri dan 21,5 di luar negeri. Hal yang menakjubkan ini dimungkinkan, paling tidak sebagian, karena industri sangat bersaing yang melayani 2,3 juta pengusaha tani AS.

Pada saat ini semua bahan masukan untuk produksi pertanian tidak lagi dapat dibuat di lokasi pertanian sebagaimana halnya pada zaman dahulu pada masa produksi dengan padat karya. Pentingnya pembelian bahan masukan agribisnis telah berkembang dengan proporsi yang bukan main pesatnya pada tahun-tahun terakhir.

Sektor agribisnis merupakan lapangan kerja yang berperan besar dalam penurunan tingkat pengangguran. 

Tetapi perlu dicatat di sini bahwa kemajuan yang dicapai negara-negara maju dalam hal ini seharusnya sudah membuka mata kita (negara berkembang) bahwa pengembangan pertanian sudah seharusnya dipusatkan pada pengembangan produktivitas yang dicapai melalui manajemen agribisnis yang ditata baik.

Patut dipertanyakan, mengapa negara-negara industri dengan hanya tiga persen angkatan kerja yang terlibat langsung dalam usaha tani (seperti AS) justru menjadi eksportir utama bahan pangan, sementara negara-negara pertanian dengan lebih 50 persen angkatan kerja setiap hari bergelut di sawah dan ladang justru sering dilanda bencana lapar dan menjadi importir utama bahan pangan? Faktor apakah yang menjadi kambing hitamnya? Inilah suatu ironi yang harus dihadapi dengan manajemen agribisnis yang akan merupakan alat bagi kita untuk berpacu bersama negara lain.

Sumber :

  1. David Downey, W & Steven P. Erickson. (1989). Manajemen Agribisnis. Erlangga : Jakarta.
  2. Deptan AS. (1985). Indicators Of The Farm Sector. ERS, ECIFS 3-5.

Post a Comment for "Kegiatan Usaha Di Bidang Agribisnis"