Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pedoman Budidaya Tanaman Tembakau

Pedoman Budidaya Tanaman Tembakau - Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama. Komoditi tembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya sebagai sumber pendapatan bagi para petani, tetapi juga bagi Negara. 

Pedoman Budidaya Tanaman Tembakau

Tanaman Tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di dunia pertanian termasuk dalam golongan tanaman perkebunan dan tidak termasuk golongan tanaman pangan. Tanaman tembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun iklim yang sangat basah. 

Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman tembakau dapat merusak tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh terhadap mengering dan mengerasnya tanah yang dapat menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen di dalam tanah.

Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah dilaksanakan dengan menggunakan alat pertanian berupa hand traktor minimal 2 kali pembajakan untuk mempersiapkan media terbaik bagi proses penanaman tembakau dengan menjaga kesuburan tanah.

Penanaman dan Pemupukan

Empat puluh lima hari sampai lima puluh hari (45 s/d 50) setelah benih ditabur, kita sudah mendapatkan bibit yang siap untuk dipindah tanamkan. 

Bibit ditanam pada tanah guludan di lahan yang telah dipilih dengan luasan yang sesuai. Teknik penyebaran benih dapat dilakukan dengan mencampur benih dengan pasir halus atau abu kering, kemudian sebarkan pada bedengan.

Setelah bibit berumur 40-45 hari bibit dapat dipindah tanamkan. Sebelum penanaman bibit perlu dipangkas agar tidak terjadi stagnasi.

Teknik pencabutan bibit terlebih dahulu disiram sampai basah agar mudah dalam proses pencabutan, cara pencabutan bibit adalah dengan cara memegang dua helai daun terbesar kemudian ditarik ke atas. 

Sebaiknya pindah tanam ini dilakukan pada pagi hari. Pada tahapan penanaman ini dilakukan pemupukan I dengan memperhatikan jenis dan dosis serta cara pemupukan. 

Adapun pupuk yang digunakan NPK (Fertila) dengan dosis 10 gr/batang. Pemupukan ke II dengan umur tanaman 21 hari dilakukan dengan pupuk NPK (KNO3) dengan dosis 5 gr/batang.

Pembumbunan dan Pengairan

Pembumbunan adalah proses yang dilakukan agar tanah tetap gembur, sebagai persiapan media tumbuh yang baik bagi tanaman tembakau dan sekaligus untuk membersihkan tumbuhan pengganggu (Gulma). 

Adapun sistim irigasi (Pengairan) yang tepat sangat penting dalam menjamin kualitas klas tingkat produktifitas tembakau virginia.

Pungel dan wiwil Suli

Punggel dan wiwil/suli memastikan penggunaan bahan gizi tanaman dalam proses pengembangan daun tembakau untuk mendapatkan jumlah daun, berat daun dan kualitas tinggi yang akan memberikan baik maksimal bagi petani.

Dalam pelaksanaan wiwilan sangat penting sekali karena akan berpengaruh terhadap ketebalan daun/berat daun.

Pengendalaian Hama dan Penyakit

Pengendalian Hama Terpadu dilaksanakan sesuai kondisi tanaman yang ada dengan memprioritaskan penggunaan Bio Pestisida dengan pengawasan secara berkala, terhadap residu pestisida baik pada tanaman tembakau virginia. 

Adapaun penggunaan pestisida dan bahan kimia bisa digunakan (Dancis, Furadan) tergantung serangan hama yang ada.

Panen dan Pascapanen

Pemanenan atau pemetikan daun tembakau yang terbaik adalah pada saat tanaman cukup umur dan daun-daunnya telah matang petik yang dicirikan dengan warna hijau kekuning-kuningan. 

Daun-daun yang demikian akan menghasilkan krosok yang bermutu tinggi dan aromanya tajam. Krosok tembakau yang bermutu tinggi mempunyai nilai jual yang tinggi.

Namun, pada beberapa hal, misalnya karena permintaan pasar dan letak daun pada batang, maka pemetikan yang terbaik dapat dilakukan pada tingkatan daun hampir masak. 

Karena bila dipetik tepat masak dan masak sekali, kualitas daun setelah pengeringan justru mengalami kemerosotan terutama aromanya Untuk golongan tembakau cerutu, pemungutan daun yang baik adalah pada tingkat kemasakan tepat masak atau hampir masak.

Pemetikan pada tingkatan ini akan menghasilkan krosok yang berwarna keabuabuan (vaal) dan elastis. Pemungutan daun muda atau daun tua akan menghasilkan krosok yang rapuh (tidak elastis) dan warna yang tidak menarik untuk tembakua golongan sigaret misalnya virginia, pemanenan daun yang terbaik adalah pada tingkatan kemasakan tepat masak atau masak sekali. 

Apabila pasar menghendaki krosok yang halus, pemetikan daun dapat dilakukan pada tingkat kemasakan masak sekali. Caranya adalah dengan memperpanjang waktu pemetikan 5-10 hari dari tingkat pemasakan tepat masak. 

Untuk jenis Tembakau Turki yang tergolong tembakau sigaret pula, pemetikan daun yang baik adalah pada tingkat kematangan hampir masak atau masih kehijauan.

Permasalahan yang kadang terjadi yaitu adanya kesalahan dalam pemetikan daun yaitu daun-daun yang dipetik terlampau muda, akibatnya akan menghasilkan krosok yang berkualitas rendah, yakni berwarna hijau mati, kurang beraroma, warnanya cokelat tua, dan kisut sehingga harga di pasaran rendah. 

Permasalahan lain yaitu daun tembakau yang dipetik telah lewat umur, daunnya sudah terlalu tua yang dicirikan dengan warna kuning tua yang menghasilkan krosok yang bermutu rendah. Karena itu diharapkan para pekerja lebih teliti lagi dalam memanen daun tembakau.

Post a Comment for "Pedoman Budidaya Tanaman Tembakau"