Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jenis-Jenis Perangkap Hama Yang Tidak Membutuhkan Biaya Mahal

Jenis Perangkap Hama Yang Tidak Membutuhkan Biaya Mahal - Pengendalian hama menggunakan perangkap hama merupakan pengendalian hama secara fisik dan mekanik. 

Jenis-Jenis Perangkap Hama Yang Tidak Membutuhkan Biaya Mahal

Pengandalian hama menggunakan cara ini banyak memberikan keuntungan kepada petani karena selain tidak mencemari lingkungan, cara ini tidak membutuhkan biaya yang mahal dan praktis. Yuks mari kita lihat apa-apa saja jenisnya : 

Perangkap Likat (Stiky Trap)

Cara lain mengendalikan hama dengan perangkap hama adalah dengan menggunakan perangkat Likat (Stiky trap). 

Bentuk perangkap likat adalah silindris dan ada juga yang berbentuk persegi dengan warna biru atau putih. 

Warna biru dan putih digunakan karena hama Thrips banyak ditemukan pada tanaman yang berwarna bunga ungu dan putih. 

Sebenarnya terserah menggunakan warna apa, namun menyesuaikan tempat kita menaruhnya. Pada perangkat likat, perangkap hama ini diaplikasikan pada tanaman cabai dan bawang merah.
 
Cara pembuatan perangkap likat berbentuk persegi cukup sederhana dengan menggunakan tripleks ukuran 10x10 cm sedangkan untuk silindris digunakan paralon dengan diameter 10 cm panjang 10cm dan kedua-duanya menggunakan cat kayu warna biru dan putih. 

Pemasangan perangkap dilakukan sejak tanaman cabai ditanam di lapangan, sebelum dipasang perangkap diberi lem perekat. 

Perangkap digantungkan di atas pertanaman cabai dengan ketinggian kurang lebih 50 cm (sedikit di atas tajuk tanaman) sebanyak 40 buah/ha atau tiap petak (5,80m x 5,20m) sebanyak 4 buah. Setiap minggu perangkap diolesi dengan perekat.

Pada tanaman bawang merah, perangkap likat kuning juga dapat digunakan untuk menekan serangan hama pengorok daun Liriomyza chinensis. 

Perangkap berwarna kuning menarik imago Liriomyza chinensis yang dapat menekan populasi telur dan larva serta intensitas kerusakan tanaman. 

Cara pembuatan perangkap likat kuning menggunakan lem tikus yang dioleskan menggunakan kuas pada map pelastik berwarna kuning dan transparan. 

Dengan  ukuran perangkap likat yaitu panjang 17,5 cm x Lebar 23 cm. Perangkap tersebut di beri ajir untuk memasangnya di lahan pertanaman bawang merah dengan ketinggian 5-10 cm di atas tajuk tanama. Pemasangan perangkap likat menyesuaikan dengan arah cahaya  matahari.

Perangkap dengan Cahaya Lampu

Prinsip perangkap ini adalah memanfaatkan sifat ngengat yang aktif pada malam hari. Secara alami ngengat penggerek batang padi mudah tertarik dengan cahaya. 

Perangkap lampu bisa menggunakan lampu listrik yang dibawahnya diberi corong perangkap plastik. Perangkap dinyalakan mulai jam enam sore hingga jam enam pagi.

Cara membuatnya cukup mudah dan murah, yaitu : lampu (100 watt) atau bisa juga menggunakan lampuemergency, kabel listrik, penutup lampu, tiang dari kayu atau bambu (± 2 m), corong dimater 30-50 cm dan kantong plastik. 

Cahaya lampu berfungsi untuk menarik hama aktif pada malam hari. Hama yang mendekat dan menabrak lampu  akan jatuh ke corong. 

Corong yang bagian bawahnya bolong dan tersambung dengan kantong plastik akan menangkap hama. Hama yang sudah masuk ke kantong plastik akan terperangkap dan sulit keluar.

Perangkap lampu dapat diletakkan dipinggir pematang sawah atau menyesuaikan dengan sumber aliran listrik yang tersedia. Satu lampu perangkap dapat digunakan untuk pengendalian sawah seluas 50 ha. 

Hama yang tertangkap selain dapat untuk mengurangi jumlah serangan dapat juga digunakan sebagai indikator populasi dari berbagai jenis hama lain misalnya hama wereng, sehingga antisipasi serangan dapat dipersiapkan sebelumnya.

Lampu perangkap dapat dipasang sejak pengolahan lahan untuk mengontrol perkembangan hama. Penyemaian dapat dilakukan pada dua minggu setelah puncak penangkapan dan sebagai pencegahan lakukan penyemprotan insektisida setelah empat hari penangkapan.

Perangkap Baki Kuning

Pengendalian vektor penyakit virus pada tanaman di petani masih mengandalkan penggunaan pestisida kimia sintetis. 

Bila pemakaiannya berlebihan dikhawatirkan menimbulkan resistensi hama dan residu pestisida pada produksi tanaman relatif tinggi, biaya produksi meningkat, bahaya terhadap kesehatan pekerja, dan menyebabkan pencemaran lingkungan hidup. 

Pengendalian penyakit virus tular kutudaun dapat dilakukan dengan memutus daur hidupnya. Pemutusan daur hidup virus tular kutudaun dapat dilakukan dengan cara pengendalian nonkimiawi seperti perangkap baki kuning. 

Perangkap baki kuning digunakan untuk menekan populasi hama. Warna kuning disukai oleh hama yang aktif pada siang hari khususnya kutu daun pada tanaman sayuran.

Perbaikan gizi masyarakat melalui peningkatan konsumsi sayuran bagi anak yang sedang tumbuh serta program kesehatan lainnya membuka peluang bagi peningkatan produksi tanaman yang sehat (tidak mengandung residu pestisida) dan berkelanjutan dalam upaya mendukung ketahanan pangan.

Populasi kutudaun antarpetak perlakuan masing-masing tidak berbeda satu terhadap lainnya. Populasi kutudaun pada petak perlakuan berbeda dengan kontrol. 

Dengan demikian, semua perlakuan berpengaruh terhadap penekanan kutudaun. Perpindahan dari satu tanaman ke tanaman lain menjadi berkurang. Akibatnya populasi kutu daun pada tanaman dapat ditekan dan intensitas virus pada tanaman juga berkurang. 

Perangkap kutu daun baki kuning dapat menekan dan memonitor serangan kutudaun bersayap karena warnanya yang menarik. 

Kutudaun tersebut terkonsentrasi pada baki kuning. Akibatnya populasi kutudaun pada tanaman cabai dapat ditekan. 

Perangkap Hama Menggunakan Zat Attractant

Perangkap hama adalah salah catu cara pengendalian hama dengan cara mekanik. Perangkap hama dapat dilakukan dengan menggunakan zat attractnant. 

Sifat serangga yang menyukai bau atau aroma yang memikat sehingga sebagian petani menggunakan zat attractant untuk memikat seranga tersebut. 

Hal yang harus di perhatikan dalam membuat zat attractan adalah jenis serangga yang mengganggu tanaman dan zat yang digunakan untuk memikat serangga.  

Penggunaan perangkap ini efektif digunakan untuk serangga yang bisa terbang seperti kumbang, kupu-kupu dan lalat. 

Penggunaan zat attractant paling banyak diaplikasikan pengendalian lalat buah yang menyerang tanaman mangga, jeruk, cabai, tomat dan tanaman holtikultura Zat attractant adalah suatu zat pemikat atau senyawa kimia alami yang termasuk dalam pestisida yang di gunakan untuk menangkap serangga tertentu yang merusak tanaman. 

Cara kerja zat attractan adalah menggunakan aroma atau bau yang dapat merangsang serangga tertentu agar tertarik untuk mendekat pada attractant. Salah satu contoh dari zat attractnant adalah feromon dan metil eugenol.

Lalat buah adalah hama yang akan merusak dan meyebabkan buah yang terkena lalat buah tersebut akan berbelatung. 

Pengendalain lalat buah menggunakan sistem perangakap zat attractant dengan menggunakan metil eugenol. Penggunaan metil eugenol dapat dibuat dari tanaman seperti  tanaman cengkeh, kayu putih, daun wangi, dan selasih. 

Selain yang berasal dari tanaman, pada lalat buah betina sex attractant yang berupa metil eugenol, dimanipulasi menjadi senyawa metil eugenol untuk menarik lalat buah jantan agar mau mengawininya, sehingga lalat buah dapat dikendalikan secara optimal.

Feromon hampir sama dengan metil eugenol yaitu feromon dari serangga betina yang berguna untuk menarik serangga jantan berkerumun dan akhirnya dijerat dengan perekat. 

Sex feromon sudah dalam bentuk kapsul dipasang di atas waskom yang sudah diberi air sabun untuk menjebak serangga dewasa hama-hama tersebut. Umunya aroma feromon digemari oleh serangga, sehingga banyak petani menggunakan feromon dalam pengendalian hama.  

Tujuan dari perangkap hama menggunakan zat attractant dimaksudkan untuk memikat serangga yang menyerang tanaman agar dapat terperangkap dalam media perangkap menggunakan zat attractnant dengan menggunakan sumber bau dan aroma yang khas dari zat tersebut, sehingga tanaman akan bebas dari serangan hama pengganggu.

Post a Comment for "Jenis-Jenis Perangkap Hama Yang Tidak Membutuhkan Biaya Mahal"