Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fungsi dan Peran Lembaga dalam Usaha Peternakan Sapi Potong

Usaha Peternakan Sapi Potong - Di atas segala nilai ekonomis seekor sapi, pada akhirnya sapi akan menjadi penghasil daging. Sapi-sapi yang dipekerjakan sebagai pembajak sawah atau ternak-ternak perah yang produktif lagi biasanya akan menjadi ternak potong.  

Peran lembaga dalam usaha peternakan sapi potong

Umumnya, mutu daging yang berasal dari sapi-sapi afkiran ini tidak terlalu baik.  Meskipun demikian, ada beberapa jenis sapi yang memang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristik yang dimilikinya, seperti tingkat pertumbuhannya cepat dan kualitas daging cukup baik.  

Sapi-sapi inilah yang umumnya dijadikan sebagai sapi bakalan, yang dipelihara secara intensif selama beberapa bulan, sehingga diperoleh pertambahan berat badan yang ideal untuk dipotong (Abidin, 2005).

Usaha peningkatan produktivitas dapat dicapai melalui pendekatan kuantitatif yaitu dengan peningkatan populasi ternak dan secara kualitatif dengan peningkatan produktivitas per unit ternak.  

Pengembangan Sistem Integrasi Padi - Ternak (SIPT) dilaksanakan dengan tujuan untuk mendukung upaya peningkatan kandungan bahan organik lahan pertanian melalui penyediaan pupuk organik yang memadai, untuk meningkatkan produktivitas padi sawah irigasi dan penyediaan daging, peningkatan populasi ternak sapi dan pendapatan petani. 

Pengembangan SIPT dilakukan dengan pendekatan kelembagaan kelompok tani  Dalam sistem agribisnis berbasis peternakan tercakup empat subsistem, yaitu (1) subsistem agribisnis hulu peternakan yakni kegiatan ekonomi yang menghasilkan sapronak (industri pembibitan, industri pakan, industri obat - obatan), (2) subsistem usaha peternakan yakni kegiatan budidaya ternak, (3) sub-sistem agribisnis hilir peternakan yakni kegiatan ekonomi yang mengolah komoditas peternakan primer menjadi produk olahan (industri pengolahan dan pemasaran) dan (4) subsistem jasa penunjang yakni kegiatan ekonomi yang menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh ketiga subsistem lain (Saragih, 2000).

Agribisnis peternakan juga terkait beberapa lembaga, antara lain lembaga produsen, lembaga konsumen, lembaga profesi, lembaga pemerintahan dan lembaga ekonomi (Handayani dan Priyanti, 1995). Lembaga - lembaga terkait akan berperan aktif dalam pembinaan, sehingga dapat mencapai satu sasaran yang sama yaitu sistem usaha agribisnis peternakan yang berkelanjutan, antara lain melalui pemanfaatan teknologi dan manajemen modern yang dilakukan dalam skala usaha yang lebih besar (Bambang Sudaryanto, 2006).

Program pengembangan kelompok peternak ini juga berhasil menunjukkan semangat dan minat berwirausaha, pengembangan kelompok ini berhasil mengembangkan kekuatan organisasi kelompok melalui program memisahkan ternak dari lingkungan tempat tinggal, dengan cara menempatkan ternak dalam kawasan kandang kelompok.  

Usaha berkelompok tersebut mempunyai dinamika yang bervariasi dari waktu ke waktu.  Hal ini akan lebih bermanfaat jika dilakukan melalui pendekatan sistem integrasi ternak-padi (SIPT) (Bambang Sudaryanto, 2006).

Petani khususnya petani ternak merupakan kelompok masyarakat yang penting tidak hanya di Negara industri Eropa, tetapi juga banyak Negara sedang berkembang usaha tani ternak kecil yang mengelola lahan terbatas itu, menggunakan semua atau sebagian besar hasil produksi dari usahanya. Dalam semua Negara sedang berkembang yang  berorientasi pada ekonomi pasar, para petani merupakan kelompok pekerja yang terpenting (Ulrich Planck, 1993).




Daftar Pustaka :

  • Abidin. 2005. Sumber: http://222.124.164.132/article.php?sid=95073
  • Saragih. 2000. Sumber: http://222.124.164.132/article.php?sid=95073
  • Planck, Ulrich. 1993. Sosiologi Pertanian. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
  • Sudaryanto, Bambang. 2006. Sistem Pembibitan Ternak Mendukung Ketersediaan Sapi Potong. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta dan Pengurus ISPI DIY. Yogyakarta.

Post a Comment for "Fungsi dan Peran Lembaga dalam Usaha Peternakan Sapi Potong"